Mahasiswa Minta Polisi Tuntaskan Kasus Korupsi


Kabag Ops Polres Aceh Tengah, Kompol Benny Miniani Arief mendengarkan orasi yang disampaikan mahasiiswa GMNI Takengon dalam aksi unjuk rasa menuntut penuntasan kasus dugaan korupsi, Jumat (15/7). SERAMBI INDONESIA



TAKENGON - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Takengon, melakukan demonstrasi di depan Mapolres Aceh Tengah, Jumat (15/7) sekira pukul 10.00 WIB. Mereka menuntut agar pihak kepolisian segera menuntaskan sejumlah kasus dugaan korupsi yang telah ditangani selama ini.

Aksi itu membuat ruas jalan utama di pusat Kota Takengon, sempat ditutup sementara. Dengan memboyong bendera berlogo GMNI serta “bermodalkan” megaphone, para mahasiswa meneriakkan kata-kata meminta pihak kepolisian agar segera menyelesaikan kasus dugaan korupsi.

Puluhan aparat kepolisian disiagakan di pintu gerbang Mapolres Aceh Tengah, termasuk petugas Satlantas yang mengatur arus lalu lintas karena aksi demo digelar di ruas jalan protokol Takengon. “Ada beberapa kasus dugaan korupsi yang terjadi di Kabupaten Aceh Tengah, namun belum tuntas sampai saat ini,” ujar Koordinator Aksi, Mulyadi SP.

Mulyadi SP ikut merincikan kasus dugaan korupsi, mulai dari korban gempa Gayo, peternakan Ketapang, cetak sawah baru Karang Ampar sampai kasus dugaan korupsi festival Danau Lut Tawar. “Kami harap, kapolres baru bisa menuntaskan semua kasus korupsi yang terjadi Aceh Tengah, termasuk juga yang sudah ditangani untuk bisa segera diselesaikan,” sebutnya.

Para mahasiswa itu juga meminta jajaran Polres Aceh Tengah terbebas dari oknum anggota yang berprilaku koruptif di semua tingkatan. Pimpinan di lembaga penegak hukum ini juga harus memastikan setiap anggotanya bisa bersikap humanis terhadap masyarakat dan tidak aroran.

“Kami yakin, pihak kepolisian bisa menyelesaikan semua persoalan ini, agar Aceh Tengah bisa terbebas dari korupsi,” harap Mulyadi. Mmahasiswa juga meminta Kapolres Aceh Tengah, AKBP Eko Wahyudi yang baru menjabat di daerah itu, untuk dapat menemui para pendemo.

Namun, tuntutan tersebut, tidak bisa dipenuhi lantaran Kapolres melakukan kegiatan lain. Alhasil, para pendemo hanya diterima Kabag Ops Polres Aceh Tengah, Kompol Benny Miniani Arief. “Kapolres ada kegiatan lain yang tidak bisa ditunda, sehingga diwakilkan kami untuk bertemu para rekan-rekan mahasiswa,” kata Kompol Benny Miniani Arief.

Menjawab tuntutan para pendemo, Benny menyebutkan, pihaknya menyampaikan aspresiasi yang disampaikan para mahasiswa GMNI Aceh Tengah. Namun demikian, temuan maupun informasi tentang adanya dugaan korupsi dapat disampaikan dengan jelas, serta didukung dengan data-data. “Karena hari ini Jumat, sehingga waktunya terbatas. Nanti perwakilan mahasiswa bisa yang datang lagi kemari, untuk berdiskusi tetapi dilengkapi dengan data,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Kabag Ops Polres Aceh Tengah ini, menyebutkan, pihak kepolisian meminta mahasiswa untuk melengkapi data, guna menghindari timbulnya persoalan lain, seperti pencemaran nama baik. Setelah diberikan penjelasan, para mahasiswa membubarkan diri. Namun sebelum bubar, koordinator aksi, Mulyadi SP menyerahkan tuntutan tertulis kepada Kabag Ops Polres Aceh Tengah, Kompol Benny Miniani Arief.(serambi indonesia)